RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Ustazah Qotrunnada Syathiry Ahmad merupakan anak dari pendiri Majelis Taklim Attahiriyah. Majelis Taklim yang identik dengan Ustazah Suryani Thahir ini sangat dicintai umat dan cukup populer.
Sepeninggal pendiri majelis taklim tersebut, kaum ibu merindukan sosok daiyah yang bisa mengayomi. Sosok almarhumah pun seolah hadir menemani mereka melalui kiprah anaknya, Ustazah Qotrunnada Syathiry Ahmad.
https://www.instagram.com/p/CX8_TYChfRY/?utm_source=ig_web_copy_link
Minat Ustazah Qotrunnada terhadap bidang pendidikan dan dakwah sudah ada sejak beliau kecil. Bahkan, ia mendapatkan contoh langsung dari kedua orang tuanya yang merupakan guru dan mubaligh.
Baca Juga: Sejarah Masjid Al Barkah As-Syafi’iyah, Dibangun Sejak 1967
“Saya dipesantrenkan di Jawa Barat. Memang sudah disiapkan betul oleh orang tua untuk melanjutkan estafet dakwah ini,” paparnya seperti yang dikutip dari Republika, Rabu (22/09/2021).
Muslimah berusia 41 tahun tersebut terbukti mampu melanjutkan estafet perjuangan dakwah sang ibunda. Secara telaten, Ustazah Qotrunnada segera merangkul seluruh jamaah sepeninggal Ustazah Suryani.
https://www.instagram.com/reel/CYETehWN8u5/?utm_source=ig_web_copy_link
“Seluruh jamaah almarhumah ibu saya, saya rangkul. Tujuannya agar umat memiliki acuan dan pegangan, minimal ada tempat tanya apabila terjadi suatu permasalahan dalam hidup,” Tambahnya.
Jamaah binaan almarhumah Ustazah Suryani Thahir rerata berada di kalangan usia lanjut atau 50 tahun ke atas. Namun demikian, dia menyadari kalangan usia 45 tahun ke bawah pun kerap membutuhkan acuan dalam pengetahuan pendidikan agama.
Baca juga: Ustadzah Aini Aryani: Bikin Makalah Setiap Minggu untuk Bahan Kajian
Ustazah Qotrunnada menyebutkan, umat membutuhkan figur ulama perempuan yang dekat dengan masyarakat. Pendekatan dakwah kepada lingkup masyarakat yang beragam pun harus dilakukan dengan lebih bersahabat.
“Bagi jamaah ibu-ibu di usia 50 tahun ke atas, materi dakwah yang saya berikan seputar amalan-amalan ibadah. Mereka butuh penguatan dalam menatap sisa-sisa usia,” kata dia.
Sedangkan untuk kalangan Muslimah milenial, materi dakwah yang diberikan seputar masukan mengenai kehidupan harian. Contohnya, bagaimana etika dan hukum-hukum rumah tangga, bagaimana bertahan menjadi seorang single agar mendapatkan calon yang shaleh kelak.

Di sisi lain, medium dakwah pun berubah seiring bergantinya zaman. Ustazah Qotrunnada menyebut bahwa perubahan itu terasa terutama di masa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir dua tahun. Pemanfaatan terhadap teknologi pun dilakukan guna melebarkan dakwah kepada kalangan berbeda.
Berikut merupakan profil Ustazah Qotrunnada Syathiry Ahmad:
Nama lengkap: Qotrunnada Syathiry Ahmad
Tempat, tanggal, lahir: Jakarta, 19 Februari 1981
Riwayat pendidikan:
• TK Islam Al Azhar Pusat, Sisingamangaraja
• SD Islam Al Azhar Pusat, Sisingamangaraja
• Tsanawiyah (setingkat smp) Pondok pesantren Almasthuriyah, Sukabumi Jawa Barat
• Aliyah Keagamaan (setingkat SMA) Pondok pesantren Almasthuriyah, Sukabumi Jawa Barat
• Ma’had / Universitas Abu Noor, Syekh Kaftaru, Damaskus, Suriah
• Pendidikan Tafsir Alquran, Hadist, dan pelatihan dakwah di Akademi Dakwah Assuryaniyah
• Ilmu Filsafat, di Universitas Paramadina
Riwayat aktivitas:
• Pembina Pesantren Assuryaniyah
• Pimpinan Majelis Mudzakaroh (komunitas pimpinan Majelis Ta’lim Jabodetabek)
• Pengajar Rutin di Majelis Ta’lim Jabodetabek
• Mengisi di Stasiun Radio program Cahaya Sore dan Muhasabah Hati, 955 Radio Alaikassalam Sejahtera, FM
• Menjadi narasumber program Islam Itu Indah, TransTV
• Menjadi narasumber program satukan Shaf Indonesia, TVRI
• Menjadi narasumber Program Damai Indonesiaku, TVOne
Sumber: berbagai sumber