RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Sejumlah bahan makanan ini menjadi pemicu kanker. Beberapa bahan makanan atau minuman yang sebenarnya aman bila dikonsumsi secara tidak berlebihan. Namun, ketika bahan makanan tersebut dikonsumsi dalam jumlah besar, maka hal ini bisa menjadi masalah. Salah satunya adalah meningkatkan risiko seseorang untuk terserang jenis kanker tertentu.
Untuk itu, membatasi beberapa jenis bahan makanan tersebut sangat penting. Tentunya sebagai upaya untuk menerapkan pola makan yang sehat dan melindungi diri dari risiko kanker tertentu.
Beberapa bahan makanan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan obesitas, yang berhubungan dengan jenis kanker tertentu. Sedangkan, beberapa makanan lainnya mengandung karsinogen yaitu zat berbahaya penyebab kanker. Berikut adalah beberapa bahan makanan yang bisa memicu kanker, yaitu:
1. Minyak Terhidrogenasi (Minyak Nabati)
Bahan kimia ditambahkan yang menghasilkan tingkat asam lemak omega-6 yang lebih tinggi yang menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Untuk menyeimbangkannya, konsumsi suplemen omega-3 harian dalam makanan.
2. Makanan yang Sangat Asin
Makanan yang sangat asin, diasinkan, atau diasapi mengandung nitrat. Makanan ini bertindak sebagai pengawet sekaligus menambah warna pada bahan makanan. Namun, tubuh mengubahnya menjadi N-nitroso yang dikaitkan dengan peningkatan kanker yang lebih besar. Contoh makanan ini, yaitu daging asam dan acar.
3.Tepung Putih Olahan
Pabrik pengolahan tepung akan memutihkan tepung dengan bahan kimia yang disebut gas klorin untuk membuat tepung lebih putih. Tepung putih olahan memiliki tingkat glikemik lebih tinggi yang meningkatkan kadar gula darah dan insulin. Tumor kanker di seluruh tubuh akan tumbuh subur dan berkembang pesat dengan kadar gula darah yang tinggi.
4.GMO’s (Genetically Modified Organisms)
Zat ini sudah diperkenalkan ke semua makanan selama 30 tahun terakhir. Ini adalah bahan makanan dengan kandungan kimia tambahan atau genetika yang diatur untuk memungkinkan pertumbuhan lebih cepat dalam iklim yang lebih keras, permukaan air rendah, dan dikelilingi oleh serangga.
GMO dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan menciptakan pertumbuhan prakanker. Beberapa negara sudah melarang penggunaan GMO. Food and Drug Administration (FDA) tidak memiliki prosedur pengujian untuk makanan transgenik.
Sayangnya, hampir semua biji-bijian, termasuk kedelai, gandum, dan jagung sudah ditanami melalui GMO di Amerika Serikat. Parahnya lagi GMO tidak harus dicantumkan pada label makanan.
5.Gula Rafinasi
Gula rafinasi akan melonjak dan meningkatkan kadar insulin. Fruktosa dan high-fructose corns syrup (HFCS) adalah pemanis umum yang murah yang digunakan sebagai bahan banyak makanan. Sel kanker memetabolisme dan tumbuh pesat dengan gula ini. Kue, pai, biskuit, soda, jus, saus, dan sereal merupakan beberapa makanan yang mengandung gula ini.
Penanganan Kanker dengan Makan
Di satu sisi, makanan bisa memicu kanker, di sisi lain makanan juga berperan penting dalam mencegah beberapa jenis kanker. Selain itu, pengidap kanker juga membutuhkan nutrisi yang baik supaya bisa mengatasi tuntutan fisik penyakit dan kerasnya perawatan medis dengan lebih baik.
Nutrisi bagi pengidap kanker merupakan hal penting karena berbagai alasan, yaitu:
- Sistem kekebalan tubuh perlu diperkuat.
- Pola makan bisa disesuaikan untuk mengatasi berbagai gejala, seperti sembelit, diare, atau mual.
- Kehilangan nafsu makan atau peningkatan metabolisme berarti bahwa makanan berenergi tinggi perlu dikonsumsi sehari-hari.
- Protein ekstra diperlukan untuk mencegah hilangnya otot akibat penurunan berat badan akibat sakit. .
Itulah penjelasan terkait bahan makanan yang dapat memicu kanker. Mulai dari minyak terhidrogenasi (minyak nabati) hingga gula rafinasi. Maka, penting berhati-hati dalam memilih makanan serta tidak mengonsumsinya secara berlebihan.
Selain penerapan pola makan sehat, beberapa cara juga dapat dilakukan guna mengurangi risiko kanker. Salah satunya adalah memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin, seperti yang dilansir dari Mayo Clinic. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi kanker sedari dini, sehingga jika kanker terdeteksi, penanganan dapat langsung dilakukan pada stadium awal.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post