RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Rambut rontok sangat parah, apa saja kemungkinan penyebabnya ya? Mengalami kerontokkan rambut sangat mengkawatirkan, terutama bagi perempuan. Karena salah satu bagian dari anggota tubuh ini merupakan mahkota bagi perempuan. Lalu, apa saja ya kemungkinan faktor penyebabnya?
Secara definisi, kondisi helai demi helai rambut runtuh atau jatuh dari kulit kepala merupakan kerontokan rambut. Kerontokan ini terjadi secara menyeluruh pada bagian kepala sehingga tidak menyebabkan kebotakan pada satu area saja atau pitak. Dalam istilah terminology nya ialah telogen effluvium, dimana rambut rontok sangat parah sekitar lebih dari 100 helai per hari.
Kerontokan rambut dapat terjadi secara tiba – tiba, maupun bertahap. Intensitasnya pun berbeda – beda, ada yang mengalaminya sementara, ada juga permanen. Apabila sudah permanen, kondisi ini bisa mengakibatkan kebotakan.
- Kurang gizi
Kekurangan gizi atau tidak sembang dapat menyebabkan rambut rontok parah karena aliran nutrisi menjadi terhambat. Terpenting adalah kekurangan protein dan zat besi, atau kelebihan vitamin A. Proses pertumbuhan rambut akan berpengaruh. Oleh sebab itu, kamu sebaiknya mengonsumi makanan atau minuman yang bergizi. Disamping itu, pola makan juga harus teratur.
- Faktor genetika
Faktor genetika atau keturunan juga mengakibatkan rambut rontok. Maksudnya, adanya pengaruh hormon testosteron turunan yang setiap orang miliki. Apabila secara alami, satu anggota keluarga mengalami faktor keturunan botak atau berambut tipis, bisa terjadi juga pada anggota lainnya dalam satu keluarga. Kondisi ini merupakan perubahan hormon testosteron menjadi dihydrotestosteron (DHT).
DHT atau androgen merupakan hormon karakteristik pria yang menyebabkan kerontokan rambut pada manusia. Jika diproduksi dalam jumlah besar, hormon DHT berpotensi menyebabkan kebotakan dini.
- Pengaruh Hormon.
Perubahan homon yang terjadi saat hamil, setelah melahirkan, atau menopause dapat mengakibatkan kerontokan rambut. Berdasarkan penelitian, sekitar 40-50 persen ibu hamil di seluruh dunia mengalami kerontokan rambut yang cukup parah saat mengandung. Akan tetapi, fase ini hanya terjadi selama 3-4 bulan.
Bumil sebaiknya juga menghindari menyisir rambut terlalu sering dan berkonsultasi ke dokter kandungan soal vitamin yang perlu dikonsumsi, seperti vitamin C, biotin, vitamin B kompleks, vitamin E, dan zinc.
- Pengobatan kanker
Kemoterapi dan radioterapi untuk kanker bisa mengakibatkan kerontokan rambut dan hanya sementara. Pasalnya, setelah terapi tersebut berhenti, rambut akan tumbuh kembali. Pada umumnya, terjadi sekitar 2–4 minggu atau beberapa hari sejak melakukan kemoterapi pertama. Namun, ada juga yang dalam kurun waktu 1–2 bulan setelah menjalani kemoterapi.
- Penyakit Anemia
Wanita yang mengalami perdarahan menstruasi hebat dan kekurangan zat besi akan mengakibatkan anemia. Dampaknya, kelelahan yang berlebihan, tubuh menjadi lemah, dan kulit menjadi pucat. Bahkan, mengalami sakit kepala berulang, sulit untuk konsentrasi dan kerontokan rambut.
- Autoimun
Alopecia Areata ialah salah satu gangguan autoimun pada tubuh. Sistem kekebalan tubuh menganggap rambut sebagai partikel asing berbahaya dan dapat menyerang folikel rambut. Penyebab dari penyakit ini belum diketahui, namun para ilmuwan mengungkapkan faktor penting dari gangguan ini ialah stres.
- Penyakit Tiroid
Kelenjar tiroid memproduksi hormon metabolisme tubuh. Tiroid mengatur fungsi tubuh yang penting seperti siklus menstruasi, detak jantung, dan suhu tubuh. Kelenjar yang bermasalah dapat mengakibatkan hormon di dalam tubuh tidak seimbang dan menyebabkan rambut rontok. Menurut Dr. Houshmand, apabila kamu mengalami kerontokan rambut yang tidak normal, sebaiknya periksa ke dokter untuk mengecek tiroid tersebut.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post