RASIONAL.CO.ID, Banten – Prof. KH. Ali Yafie meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di RS Premier Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, berikut profil singkat ulama kharismatik tersebut.
Sebelum membahas profil Prof. KH. Ali Yafie, diinformasikan ulama asal Sulawesi Selatan itu meninggal dunia pada Sabtu (25/2/2023) sekira pukul 22:13 WIB.
Adapun profil Prof. KH. Ali Yafie yang dirangkum dari berbagai sumber ini untuk mengenal lebih dekat dengan sosok ulama yang dikenal sebagai ahli fiqh dan al-Qur’an di Indonesia.
Prof. KH. Ali Yafie dilahirkan pada tanggal 1 September 1926, di Donggala, Sulawesi Tengah.Â
Prof. KH. Ali Yafie memperoleh pendidikan pertamanya pada sekolah dasar umum, yang dilanjutkan dengan pendidikan di Madrasah As’adiyah yang terkenal di Sengkang, Sulawesi Selatan.
Spesialisasinya adalah pada ilmu fiqh dan dikenal luas sebagai seorang ahli dalam bidang ini. Ia mengabdikan diri sebagai hakim di Pengadilan Agama Ujung Pandang sejak 1959 sampai 1962, kemudian inspektorat Pengadilan Agama Indonesia Timur (1962-1965).
Sejak 1965 hingga 1971, Prof. KH. Ali Yafie menjadi dekan di fakultas Ushuluddin IAIN Ujung Pandang, dan aktif di NU tingkat provinsi.
Ia mulai aktif di tingkat nasional pada 1971. Tepatnya pada muktamar NU 1971 di Surabaya Prof. KH. Ali Yafie terpilih menjadi Rais Syuriyah, dan setelah pemilu diangkat menjadi anggota DPR. Kemudian ia tetap menjadi anggota DPR sampai 1987.
Sejak itu, Prof. KH. Ali Yafie mengajar di berbagai lembaga pendidikan tinggi Islam di Jakarta, dan semakin aktif di Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pada Muktamar NU di Semarang 1979 dan Situbondo 1984, Prof. KH. Ali Yafie terpilih kembali sebagai Rais Syuriah, dan di Muktamar Krapyak 1989 sebagai wakil Rais Aam.
Karena Kiai Achmad Siddiq meninggal dunia pada 1991, maka sebagai Wakil Rais Aam ia kemudian bertindak menjalankan tugas, tanggung jawab, hak dan wewenang sebagai pejabat sementara Rais Aam.
Seiring dengan amanah sebagai Rais Aam di PBNU, Prof. KH. Ali Yafie pun didapuk untuk mengemban amanah sebagai Ketua Umum MUI pusat pada tahun 1990 hingga tahun 2000.
Selain itu, pada tahun 2002-2005 Prof. KH. Ali Yafie menjabat sebagai Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta.
Adapun karya-karya beliau, di antaranya : “Menggagas Fikih Sosial Lingkungan Hidup, Asuransi hinga Ukhuwah” (Mizan, 1995) dan “Beragama Secara Praktis Agar Hidup Lebih Bermakna” (Hikmah, 2002).
Demikian profil singkat Prof. KH. Ali Yafie semoga kita bisa meneladani kebaikannya.