RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Mendidik anak tidak perlu dengan kekerasan, kira kira begitu pesan Seto Mulyadi atau akrab disapa Kak Seto. Beliau merupakan pengamat dan psikolog anak yang juga menjabat sebagai Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia. Cara mendidik yang keras bukannya membuat anak termotivasi, justru akan berisiko membebani mentalnya.
“Para bunda harus mengubah paradigma keliru dalam mendidik anak. Tidak harus dengan cara kekerasan. Para bunda harus selalu senyum selalu mengambil gelar S3, yaitu sangat sabar sekali. Kalau itu saja, itu sudah gizi psikologis untuk anak tumbuh kembang,” ujar Kak Seto dalam konferensi pers virtual peluncuran Gerakan Sosial #Ayo Tunjuk Tangan, Senin (16/8/2021).
Selain itu, ia menambahkan orang tua sebaiknya tidak terus menerus mengkritik anak. Setiap anak memiliki potensi diri yang berbeda-beda sehingga hal tersebut dinilai tidak bijak apabila orang tua mengkritik mereka saat gagal melakukan suatu hal yang tak dikuasai.
“Setiap orang perlu menemukan potensi masing-masing anak. Jadi kalau setiap anak ditunjukkan kelebihannya maka dia akan membangun rasa percaya diri, ‘oh ya saya bisa saya berharga’,” papar Kak Seto.
Alih-alih mengkritik anak, Kak Seto menyarankan orang tua untuk memberikan dorongan semangat dan apresiasi kepada anak. Jika sudah mengetahui minat dan bakat anak, maka orang tua harus mendukungnya.
“Karena semua cerdas pada bidang yang saling berbeda. Bisa jadi Albert Einstein, bisa jadi Pablo Picasso, bisa jadi Ronaldo, bisa jadi Michael Jackson. Semua cemerlang, jenius di bidang masing masing,” ulas Kak Seto.
Kak Seto juga menekankan pemenuhan nutrisi dan pendidikan anak tidak boleh dikesampingkan. Menurutnya hal itu bukan hanya tugas orang tua, melainkan juga perlu didukung oleh berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, pihak swasta, dan lainnya.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post