Pasukan Kamikaze dikenal dengan aksi nekat mereka pada perang dunia kedua. Tentara Angkatan Darat khusus asal Jepang ini mengemban tugas yang sangat tidak masuk akal, yakni dengan menabrakan pesawat tempur yang mereka naiki ke unit pasukan lawan, guna memukul balik pihak musuh.
Pada tanggal 25 Oktober 1944, selama Pertempuran Teluk Leyte, Jepang mengerahkan pembom bunuh diri yang dikenal dengan istilah Kamikaze ke kapal perang Amerika Serikat untuk pertama kalinya. Hal ini membuat pihak lawan cukup terkejut dengan taktik serangan yang sangat nekat tersebut.
Jepang terpaksa menggunakan taktik Kamikaze dikarenakan mereka merasa sudah tidak mampu lagi menerobos barisan armada tempur Amerika Serikat, dimana Angkatan Laut Jepang sendiri hampir habis dan Angkatan Daratnya kewalahan. Ide penggunaan pasukan khusus ini dicetuskan oleh Laksamana Madya Kimpei Teraoka.
Selain menabrakan pesawat mereka ke armada lawan, pasukan khusus ini juga ada yang bertugas dengan bersembunyi di lepas pantai serta dipelengkapi dengan bahan peledak untuk menghancurkan kapal yang melewati mereka. Ada pula yang mengikatkan bom ke tubuhnya dan bersembunyi di lubang untuk meledakkan tank yang melewati mereka.
Sebelum terjun ke dalam pertempuran, para pilot akan menggunakan ikat kepala khusus yang disebut hachimaki. Ini dilambangkan sebagai simbol ketekunan, keberanian, dan usaha yang digambarkan dengan matahari terbit. Selain itu, semua pilot yang akan lepas landas diminta untuk menulis surat kematian untuk dikirimkan ke keluarga mereka masing-masing.
Lebih dari 5.000 pilot kamikaze tewas dalam pertempuran teluk dengan menjatuhkan 34 kapal. Dalam merekrut unit khusus ini, militer Jepang memilih para pemuda yang rata-rata masih berusia di bawah 25 tahun. Total, ada 15.149 yang diterima dari seleksi ini.
Pasukan Kamikaze mendapatkan pelatihan yang sangat keras. Mereka berlatih di saat musim dingin berlangsung dan terbang di tengah badai salju dengan ketinggian 1500 kaki. Tidak sedikit pula terjadi kasus kekerasan seperti dihajar dengan tongkat bambu atau pemukul baseball, dan juga hantaman dari para instruktur. Hal ini menyababkan banyak yang mengalami gangguan psikologis walau akhirnya bisa diatasi.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post