RASIONAL.CO.ID, Kudus – Setelah dibelenggu 2 tahun oleh pandemi covid-19, pada liburan akhir tahun 2022 ini Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus kembali menggelar SpiritualPreneur Camp Batch 3.
Acara SpiritualPreneur Camp Batch 3 ini berlangsung di Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus selama empat hari, 27-30 Desember 2022.
Saking antusiasnya, peserta SpiritualPreneur Camp Batch 3 yang digelar Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus mencapai hingga 50 peserta.
Selain mendapatkan bimbingan ibadah dan pendalaman spiritual, para peserta yang berasal dari Kudus, Jepara, Demak, Blora, Purwokerto dan Bandung juga dikenalkan kegiatan kewirausahaan.
Pesantren yang diasuh oleh pasangan motivator Sofiyan Hadi dan Khadijah ini pernah mendapatkan penghargaan sebagai Pesantren Entrepreneur Inspiratif tingkat Nasional.
Sofiyan Hadi, dalam sambutan welcome speech mengatakan, santri yang masuk ke Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus dilarang untuk menerima uang dari orang tua, guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandiriannya.
“Di sini santri diajari kemandirian. Jadi sejak masuk hingga lulus menjadi sarjana tidak boleh menerima uang dari orang tua,” ucap pengasuh Pesantren Entrepreneur Al Mawaddah Kudus.
Sementara itu, Direktur Program SpiritualPreneur Camp, Khadijah, menyatakan kegiatan ini sangat diminati karena dikemas dengan menarik.
“Kami menggabungkan unsur ilmiah dengan hiburan (edutainment), simulasi, senam otak (brain gym), game edukasi, musik dan sinema dengan didukung teknologi multimedia modern,” ujarnya.
Selain materi Character building dan Public Speaking, juga ada Seminar Parenting yang penting untuk diikuti oleh orang tua.
“Harapannya, paska mondok peserta menemukan cara belajar paling efektif dengan menemukan mesin kecerdasannya yang spesifik. Dengan begitu, akan tumbuh rasa percaya diri dan memiliki mental juara dalam upaya meraih cita-cita mulia,” kata Khadijah.
Selama mengikuti kegiatan, para peserta terlihat nyaman dan bahagia. Mereka terlibat aktif dengan metode Experiential Learning, Mentoring dan Outbond Activity.
Disela-sela kegiatan yang berlangsung, para peserta diajak berkunjung ke perpustakaan IAIN Kudus dan Ke Pesantren Riset Prisma.
Kegiatan Wisata Literasi dan Budaya ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca dan keterampilan menulis, selain mengenalkan warisan budaya Sunan Kudus yang dikenal dengan akronim Gusjigang.
“Gusjigang itu kepanjangan dari Bagus Laku, Pinter Ngaji dan Wasis Dagang“, ujar Nur Said, S.Ag. M.A., M.Ag., selaku kepala perpustakaan IAIN sekaligus Pengasuh Pesantren Prisma.
Ia menambahkan penjelasan dari moderasi beragama yang sudah dicontohkan oleh Sunan Kudus, dan berharap generasi milenial dapat meneladaninya.
“Moderasi beragama telah dicontohkan oleh Sunan Kudus dengan mengembangkan Islam secara damai, ramah dan toleran. Karena itu generasi millenial perlu dikenalkan warisan budaya adiluhung warisan Sunan Kudus”. ucapnya. (*)