RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Efek harga telur naik, penjualan di pasar menurun yakni para agen dan pedagang pasar di Jakarta Selatan.
Lebih jelasnya, Achmad Basofi, seorang agen telur yang berjualan di Jalan H. Abu, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan mengalami penurunan penjualan. Ia menyebut harga telur mengalami lonjakan yang cukup tinggi pada sepekan terakhir, sehingga penjualannya pun merosot.
Baca juga: Masjid di Bukittinggi Dapat Wakaf Mobil dari Warga
Menurut informasi, harga jual telur naik Rp 7.000, jadi berkisar Rp 32.000 per kilogram, dibandingkan sebelumnya hanya Rp 25.000 per kilogram.
“Harga mahal seperti ini jadi penjualan menurun hampir setengahnya. Biasanya saya jual 30 kilogram per hari, sekarang cuma 15 kilogram,” ungkap Basofi (28/12/2021).
Ia menambahkan bahwa tidak mengetahui dengan jelas penyebab mengapa harga telur naik. Pengirim telah memberitahukan mengenai kenaikannya sebelumnya. Hal ini mulai naik perlahan sejak pertengahan Desember 2021, hingga saat ini masih adanya kenaikan harga tersebut. Dampaknya, kebanyakan pelanggan dan pembeli mengeluhkannya. Akan tetapi, Basofi berulang kali mengingatkan kepada mereka bahwa itu terjadi secara merata.
Disisi lain, pedagang bernama Agus (44) di Pasar Blok A, Kebayoran Baru, mengungkapkan harga jual telur saat ini hingga mencapai Rp 34.000 per kg. Sebab, harga pembelian satu peti telur berisi 15 kg kini Rp 465.000. Padahal, satu peti telur seharga Rp 330.000 hingga Rp 380.000 sebelumnya.
Dilansir dari Kompas.com, data dari Info Pangan Jakarta, harga telur ayam ras rata-rata per 25 Desember 2021 ini mencapai Rp 30.119 per kg nya. Sedangkan, di pasar wilayah Jabodetabek berkisar Rp 31.000-Rp 35.000 per kg.
Baca juga: Sejumlah Pegawai Negeri Sipil Ditangkap BNN Aceh
Bahkan, ada yang menembus angka Rp 40.000 per kilogram. Padahal, menurut informasi, harga normalnya antara Rp 22.000-Rp 25.000 per kg.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Oke Nurwan menyatakan, salah satu penyebab mengapa harga telur meroket yakni adanya perubahan harga pakan ayam. Selain itu, permintaan pasar juga meningkat karena momen menjelang Natal dan Tahun Baru.
“Penyebabnya adalah harga pakan yang tinggi,” ungkap Nurwan pada Sabtu (25/12/2021).
Sumber: megapolitan.kompas.com
Discussion about this post