RASIONAL.CO.ID, – Badan Pusat Statistik (BPS) secara resmi telah merilis hasil Sensus Penduduk Tahun 2020. Beberapa informasi penting telah kita peroleh antara lain: (1) Jumlah penduduk total Indonesia mencapai 270,2 juta jiwa. Jumlah tersebut tepatnya pada posisi bulan September 2020; (2) Jumlah penduduk laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Tercatat, jumlah penduduk laki-laki 136,66 juta jiwa atau 50,58 persen, sementara penduduk perempuan hanya 133,58 juta jiwa atau 49,84 persen; (3) Dalam 10 tahun terakhir, jumlah penduduk Indonesia bertambah 32,56 juta jiwa. Jika dirata-rata, pertambahan penduduk Indonesia per tahun berkisar diangka 3,26 juta jiwa atau 1,25 persen per tahun.
Informasi penting lainnya, dilihat dari struktur usia, hasil Sensus Penduduk Tahun 2020 menunjukkan dominasi generasi Z dan generasi Milenial dibandingkan dengan generasi lainnya. Tercatat, generasi Z (Zilenial), yakni mereka yang lahir tahun 1997 hingga tahun 2012, mencapai 27,94 persen dari total populasi. Sementara generasi Milenial atau penduduk yang lahir tahun 1981 hingga 1996 sedikit berada di bawahnya yaitu 25,28 persen. Sementara generasi lainnya, berada agar jauh di bawahnya. Sebut saja, generasi X (lahir tahun 1965 – 1980) sebesar 21,88 persen, generasi Baby Bommer ( lahir tahun 1946 – 1964) sebesar 11,56 persen, generasi Post Gen Z (lahir tahun 2013 dst) sebesar 10,88 persen dan generasi Pre-Boomer (lahir tahun 1945 dan sebelumnya) sebesar 1,87 persen.
Generasi Milenial atau generasi Y, merupakan generasi yang dibesarkan dengan nilai-nilai bahwa mereka istimewa, bisa menjadi apa saja, optimistis, percaya diri, dan hebat bekerja dalam tim. Mereka disebut demikian karena mereka memasuki usia dewasa di periode milenium baru. Istilah ini tidak muncul serta merta, tapi diambil dari buku yang ditulis oleh penemu Teori Generasi, Strauss-Howe (William Strauss dan Neil Howe) yang berjudul “Millennials Rising”. Selain mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital, generasi Y juga ini tumbuh seiring dengan semakin matangnya nilai-nilai persamaan dan hak asasi manusia, sehingga mempengaruhi pembawaan mereka yang bisa dinilai lebih demokratis. Generasi Y merupakan generasi awal bertemunya dengan teknologi seperti handphone, komputer dan internet. Secara umum, generasi ini memiliki keingintahuan yang besar dan memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Namun mereka biasanya juga sangat ambisius dan memiliki ego yang tinggi pula.
Sedangkan Generasi Zilenial (Z) atau iGen, karakteristiknya cukup berbeda dibandingkan dengan generasi lainnya. Banyak dari mereka tumbuh besar dengan iPhone atau perangkat pintar semacamnya, dan hal ini tidak terjadi pada para milenial. Oleh karena itu mereka sering disebut sebagai generasi net atau generasi internet. Istilah iGen sendiri diambil dari buku yang ditulis oleh Jean M. Twenge berjudul “iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy — and Completely Unprepared for Adulthood”. Intinya, generasi iGen memiliki kebiasaan menghabiskan waktu lebih banyak di depan layar gadget ketimbang berinteraksi langsung dengan manusia lain yang membuat mereka berpotensi sulit untuk bahagia dan menjadi lebih pesimistis dibanding generasi pendahulunya. Secara umum, generasi ini pandai dalam bermulti tasking, namun mereka adalah generasi yang mudah putus asa.