RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Cara didik anak untuk abaikan perayaan malam tahun baru menjadi topic yang hangat untuk kita cermati. Pasalnya, kebanyakan orang merayakan malam pergantian tahun baru masehi dengan sorak sorai di jalan, bermain petasan, kembang api, dan meniup terompet.
Namun, didalam ajaran Islam, kegiatan tersebut sangat tidak dibenarkan. Bahkan, tidak memiliki dampak yang baik, atau tidak ada manfaatnya. Oleh sebab itu, seluruh umat Muslim, khusunya para orangtua sebaiknya mencari cara agar anak-anak tidak menjadikan aktifitas tersebut sebagai sebuah kebiasaan tiap pergantian tahun baru masehi.
Berdasarkan Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam Fatawa Al-Islam Sual wa Jawab no. 240949 mengungkapkan bahwa ikut serta pada perayaan tahun baru masehi merupakan kemungkaran yang tidak boleh dilakukan oleh umat muslim. Meniru-niru perayaan non-muslim merupakan Tasyabbuh dengan orang kafir (menyerupai orang kafir), jika perayaan yang dilakukan sebagai bentuk mengikuti adat (kebiasaan), bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Pasalnya, apabila kita melihat dari sejarah lahirnya, perayaan ini pertama kali dilakukan oleh orang kafir pada 1 Januari 45 SM (sebelum masehi). Hal ini menandakan bukan dari perayaan umat Islam. Oleh sebab itu, dengan melakukan hal demikian, berarti mengikuti perayaan orang kafir, inilah namanya tasyabbuh. Tasyabbuh pada perayaan orang kafir itu terlarang.
Baca juga: Xiaomi Akan Bangun Pabrik Mobil Listrik
Terkait penjelasan diatas, bagi para orangtua umat Muslim, berikut cara mendidik anak untuk tidak ikut-ikutan dalam perayaan malam tahun baru yakni:
- Memberikan pemahaman ke mereka terkait hukum perayaan tersebut dalam ajaran Islam agar mereka mengerti dan terbiasa untuk tidak menerapkannya hingga dewasa.
- Mengajak mereka untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dengan membaca Tadarus Al-Quran bersama-sama.
- Membiasakan mereka dengan bershalawat kepada Rasulullah SAW.
- Mengalihkan anak-anak dari kemungkinan suasana keramaian disekitar lingkungan rumah pada malam pergantian tahun baru dengan mengajak pada kegiatan yang lebih bermanfaat dengan belajar sambil bermain, misalnya, bermain puzzle atau teka teki.
- Biasanya anak-anak hendak minta jalan-jalan atau bepergian saat malam tersebut, untuk menghindari keinginan mereka, para orangtua bisa memberikan games kecil-kecilan atau sederhana dengan hadiah makanan atau jajanan kesukaan masing-masing anak.
Dari uraian poin-poin diatas, semoga dapat menjadi inspirasi bagi kaum Muslimin dan Muslimat. Dengan demikian, para orangtua umat Muslim dapat dengan mengajak anak-anak mereka dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan menerapkannya di rumah.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post