RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Bahaya konsumsi gorengan berlebihan bukan merupakan satu hal yang baru. Makanan yang digoreng atau gorengan sering dikaitkan dengan gangguan kesehatan.
Menggoreng merupakan metode memasak yang paling sering digunakan di seluruh dunia. Mulai dari masakan rumah hingga restoran fast food pun sering menyajikan makanan yang digoreng.
Tekstur renyah pada makanan yang digoreng mungkin menjadi kenikmatan tersendiri. Namun di balik teksturnya yang renyah, gorengan mengandung zat berbahaya.
Itulah mengapa gorengan sering dikaitkan dengan risiko penyakit, seperti jantung, diabetes, obesitas dan kanker. Hal itu dihasilkan dari minyak yang dipanaskan dalam suhu yang tinggi.
Karenanya kurangi konsumsi gorengan atau memilih alternatif lain seperti jenis minyak yang lebih sehat dan metode memasaknya.
Dilansir dari Healthline (19/11) berikut beberapa bahaya mengonsumsi gorengan berlebihan:
1. Meningkatkan Risiko Penyakit
Dari proses hidrogenasi di suhu yang tinggi itu pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Makanan yang digoreng dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan kolesterol.
Hal itu merupakan faktor risiko penyakit jantung. Selain itu, beberapa penelitian mengungkap bahwa gorengan juga berisiko tinggi terkena diabetes.
Karena tingginya kandungan kalori ada kemungkinan juga bahwa banyak mengonsumsi makanan yang digoreng dapat menyebabkan kenaikan berat badan secara signifikan bahkan obesitas.
2. Mengandung Akrilamida Berbahaya
Akrilamida adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama memasak di suhu yang tinggi. Tidaknya hanya digoreng, tetapi juga dipanggang.
Akrilamida dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagin. Makanan bertepung seperti kentang goreng biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang lebih tinggi.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa asupan makanan akrilamida bisa menimbulkan beberapa jenis kanker. Namun, perlu untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada manusia.
3. Jenis Minyak Goreng dan Metode Masak Alternatif
Sebelum menggoreng makanan sebaiknya memilih jenis minyak yang dapat menahan suhu lebih tinggi. Umumnya, minyak yang sebagian besar terdiri dari lemak jenuh dan tak jenuh tunggal adalah yang paling stabil ketika dipanaskan.
Beberapa pilihannya ada minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak alpukat. Sementara yang tidak dianjurkan untuk menggoreng makanan adalah minyak kanola, kedelai, wijen, jagung dan minyak dari biji-bijian lainnya.
Alih-alih menggoreng, beberapa peneliti lebih menyarankan untuk menggunakan metode memasak oven frying dan air frying yang mana menggunakan 70-80% lebih sedikit minyak.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post