RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Sebelum ditemukan teknologi atau alat untuk toilet duduk seperti saat ini, semua manusia umumnya melakukan buang air besar (BAB) dengan cara jongkok.
Namun, saat ini toilet jongkok keberadaannya seperti sesuatu yang ketinggalan zaman. Lihat saja di tempat umum seperti mal, hotel dan tempat wisata, toilet yang digunakan biasanya adalah toilet duduk. Jikalau ada toilet jongkok, jumlahnya pun tidak sebanyak toilet duduk, diadakan hanya sebagai pelengkap saja.
Toilet duduk dinilai praktis penggunaannya, karena bisa dilakukan tanpa melepaskan celana dan sepatu. Cocok untuk orang dengan aktivitas yang padat.
Selain itu toilet duduk sangat cocok untuk orang yang sedang sakit atau para manula yang aktivitas geraknya sudah terbatas. Ditambah lagi penggunaan toilet duduk bisa untuk orang berkebutuhan khusus dengan memasang besi untuk pegangan di sekitarnya.

Meskipun demikian, penggunaan toilet jongkok bisa dikatakan lebih sehat dibandingkan dengan toilet duduk. Berikut manfaatnya:
- Mengurangi Risiko Wasir dan Sembelit
Posisi jongkok dianggap sebagai posisi yang mempermudah dan memperlancar proses pengeluaran dibandingkan jika Anda duduk pada toilet duduk.
Secara ilmu kesehatan mereka sepakat bahwa, melakukan BAB yang tidak memakan waktu lama mengurangi risiko terjadinya wasir dan sembelit.
- Mengurangi Risiko Radang Usus
Manfaat kesehatan selanjutnya adalah, BAB dengan cara jongkok akan mengurangi risiko radang usus.
Pada bagian ujung saluran pencernaan, terdapat rektum yang berfungsi sebagai tempat penampungan feses sebelum dikeluarkan dari tubuh. Saat rektum penuh, otot-ototnya akan berkontraksi untuk mendorong feses dan mengeluarkannya melalui anus. itulah yang sering disebut dengan mules.

BAB dengan cara jongkok akan membuat saluran rektum ke anus lurus tanpa hambatan. Sedangkan jika dengan duduk akan membuat antara saluran rektum dengan anus menjadi tertutup.
Seorang Ahli Pencernaan Anish Sheth juga mengatakan: “Pasti ada beberapa pengertian fisiologis untuk jongkok, Sederhananya, itu membuka jalur usus besar.”
Usus besar merupakan bagian akhir alias ujung dari saluran pencernaan. Hal itulah yang membuat usus besar memiliki peran penting dalam sistem pencernaan, yaitu mengeluarkan zat sisa dari makanan yang dicerna.
Anish Sheth juga menjelaskan bahwa usus besar akan mendorong melawan otot puborectalis ketika Anda berdiri, sehingga bisa menahan keinginan untuk BAB. Sementara dalam posisi duduk relaksasi otot pada usus besar dilakukan hanya sebagian.
BAB yang diajarkan oleh Rasulullah SAW
Nabi Muhammad SAW melakukan kegiatan toiletnya baik itu Buang Air Kecil (BAK) ataupun BAB dengan cara berjongkok. Dalam berbagai riwayat, termasuk dari istri beliau, ummul mukminin Aisyah RA.
Hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah RA, di mana ia berkata yang artinya, “Siapa yang bilang bahwa Rasulullah SAW kencing sambil berdiri, jangan dibenarkan. Beliau tidak pernah kencing sambil berdiri.” Dari Aisyah ra. berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah kencing sambil berdiri semenjak diturunkan kepadanya Alquran.
Sedangkan ada riwayat dari beberapa sahabat yang mengatakan sunah Nabi untuk membuang air kecil adalah dengan miring ke kanan, bokong kita duduk di atas kaki kanan. Tangan memijat bagian bawah pusar ke bawah bagi perempuan, dan pria dianjurkan ‘berdehem’ 3 kali sehingga air kencing kita keluar semuanya dengan sempurna.
Pada zaman nabi, tidak ada yang membahas BAB dengan cara jongkok, yang dibahas oleh para sabahat hanya tentang BAK yang dilakukan Rasul dengan cara berjongkok. Hal ini karena bisa dipastikan Rasulullah SAW dan para sahabat melakukan BAB dengan jongkok, sebab satu-satunya cara saat itu untuk BAB adalah jongkok. Berbeda dengan BAK yang bisa dilakukan dengan berdiri.

Jika saat ini toilet di kamar mandi rumah Anda berbentuk toilet duduk, maka tidak perlu merubahnya menjadi toilet jongkok. Agar dapat mengikuti sunnah Rasul dan untuk kesehatan yang lebih baik, bisa menggunakan alat tambahan berupa pijakan untuk kaki sehingga posisi Anda jadi berjongkok walaupun ada di toilet duduk.
Simak juga: RAS FM Jakarta