RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Apakah ada perbedaan jerawat stres dengan jerawat hormonal? Sebelum kita mengupas mengenai perbandingan tersebut, berikut definisi dari jerawat itu sendiri. Jerawat merupakan masalah yang kerap sering kali terjadi pada orang dewasa umumnya yang sudah menginjak masa pubertas ke atas. Jerawat ialah kondisi dimana tersumbatnya pori-pori kulit sehingga menyebabkan kantung nanah.
Dilihat dari penyebabnya, munculnya jerawat dapat disebabkan oleh dua aspek yakni stres dan hormonal. Cara membedakannya adalah dengan mengetahui faktor yang menjadi pemicu jerawat.
Pada umunya, hormon pun sangat berpengaruh pada jerawat stres. Ketika kamu stres, ini memicu terjadinya perubahan hormonal. Adanya hormon yang memicu ketika stres dan merangsang kelenjar minyak untuk mengeluarkan minyak berlebih. Dampaknya, jerawat akan muncul.
Hormon tersebut dikenal dengan hormon kortisol. Kortisol memegang peran utama dalam penyebabnya jerawat stres. Kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan hormon tidak seimbang, pori-pori tersumbat dan munculnya jerawat. Bahkan, kortisol merangsang respon sistemik di dalam tubuh yang berpotensi untuk mengubah respon sistem kekebalan dan menekan sistem pencernaan.
Jerawat stres biasanya terdapat di area kulit yang cendurung menghasilkan minyak berlebih atau T-Zone, disertai dengan pori-pori yang membesar, komedo, timbul kemerahan dan gatal. Maka, munculnya masalah kulit ini biasanya di dahi dan berkaitan dengan stres karena letaknya yang berada di area T wajah.
Sedangkan, jerawat hormonal muncul akibat naik-turunnya hormone estrogen dan progesterone dan hormon siklus menstruasi yang terjadi dalam waktu yang bersamaan. Fluktuasi hormon ini juga meningkatkan produksi minyak dalam pori-pori. Bahkan, kadar hormon progesteron terhadap estrogen juga memiliki efek munculnya hormone testosteron pada perempuan, yang mengakibatkan jerawat.
Jerawat hormonal akan semakin meningkat ketika akan mengalami siklus menstruasi. Kondisi ini menjelaskan dimana hormon progesteron sedang meningkat, atau saat menopause dimana hormon perempuan sedang dalam level terbawah.
Jerawat hormon cenderung muncul di letak yang sama berulang-ulang, dengan jenis cystic acne/jerawat batu lantaran efek dari penumpukan minyak. Oleh sebab itu, jerawat hormonal ini disebut lebih sulit untuk menyembuhkannya. Namun, para ahli banyak menyarankan untuk mengatur pola makan agar teratasi seperti mengurangi konsumsi gula dan susu.
Demikian penjelesannya, dapat kita simpulkan bahwa secara umum keduanya disebabkan oleh faktor yang sama yaitu hormon. Walaupun, jenis hormonnya berbeda-beda. Yang penting harus kita cermati yaitu letak dan penyebab antara jerawat stress dan hormon yang berbeda juga.
Sumber: berbagai sumber
Discussion about this post