Kisah Abu Lahab dengan Abu Jahal memang menarik untuk disimak. Abu Lahab dan Abu Jahal merupakan berbeda orang. Mereka sama-sama kalangan terpandang kaum Quraisy di zaman Nabi Muhammad SAW.
Keduanya dekat dengan Nabi Muhammad. Namun sama-sama enggan untuk masuk agama Islam serta tidak mau mengikuti ajaran yang dari Nabi Muhammad. Termasuk penentang terbesar agama Islam, berikut inilah kisah Abu Lahab dengan Abu Jahal.
Kisah Abu Lahab dan Abu Jahal
Berikut ini adalah kisah dari Abu Lahab dan Abu Jahal yang bisa kita jadikan sebagai pembimbing kehidupan Anda nantinya.
Siapa Kisah Abu Lahab?
Cerita Abu Lahab tertulis di dalam surah Al-Lahab ayat 1-5. Surat ini mengisahkan bahwa Abu Lahab bersama istrinya menentang ajaran yang Nabi Muhammad SAW sebarkan. Di dalam surah ini sudah pasti bahwa keduanya termasuk orang celaka dan masuk ke dalam neraka.
Tidaklah berguna baginya harta dan usahanya. Itu tidak akan mampu menyelamatkan Abu Lahab bersama istrinya dari siksaan api neraka. Walau sudah mendapatkan peringatkan demikian, namun Abu Lahab dan istrinya masih saja menentang ajaran yang Nabi Muhammad SAW siarkan.
Abu Lahab merupakan keturunan suku Quraisy. Nama asli Abu Lahab adalah Abdul Uzza. Dia lebih terkenal dengan sebutan Kun yah. Merupakan salah seorang dari keluarga Nabi yakni paman Nabi Muhammad.
Dia selalu memusuhi dan menghalangi perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW menyebarkan Islam. Selalu menghasut dan mempersulit urusan para pengikut Nabi Muhammad SAW adalah Abu Jahal.
Abu Lahab selalu berusaha sedemikian rupa agar orang-orang tidak banyak yang mengikuti Nabi. Dia berupaya merendahkan Islam dan selalu memusuhi Nabi yang sedang berdakwah menyiarkan agama Islam.
Kisah Abu Lahab
Terkisah bahwa Abu Lahab membenci Nabi Muhammad karena efek dari persaingannya dengan Abu Thalib. Abu Thalib adalah kepala suku Hasyim dan sering menjaga Nabi Muhammad.
Abu Lahab sering merasa bahwa dirinya lebih baik dari Abu Tholib bila Anda lihat dari jumlah kekayaan dan jabatan. Selain itu, sebagian besar suku Quraisy yang menolak Nabi Muhammad menyebabkan Abu Lahab juga menentangnya.
Perbuatannya pernah menempatkan duri dan kayu di jalan yang dilewati oleh Nabi dengan maksud untuk melukainya. Hal inilah yang menjadikan Abu Lahab dan istrinya tertuliskan di dalam surat yang ada di kitab suci Al-Quran.
Banyak riwayat yang mengatakan bahwa kematian Abu Lahab terjadi sesudah perang Badar. Meninggalnya Abu Lahab karena sakit yang jenisnya tidak pernah siapapun ketahui. Akan tetapi, ada yang yakin bahwa nama penyakit itu Thaun.
Tahun merupakan bisul atau kolera yang menimbulkan bau yang sangat tidak sedap. Bahkan ketika meninggalnya dia bau tidak sedap itu masih ada dan menyebabkan tidak ada seorangpun yang merawat jasadnya.
Hasilnya dia dikuburkan dengan cara dimasukkan dalam lubang dengan kayu. Sesudah masuk kemudian ditutup dengan kerikil dan tanah. Hal ini dikarenakan tidak ada seorangpun yang mau menguburkan jasadnya.
Sementara sang istri dari Abu Lahab meninggal di atas batu pasir yang terletak di padang pasir. Waktu itu dia sedang duduk dengan kalung di lehernya. Yang mana kalung tersebut digunakan sebagai donasi untuk melawan Nabi Muhammad SAW.
Demikianlah kisah hidup Abu Lahab bersama istrinya hingga akhir hayatnya. Sampai saat mereka meninggal, mereka masih belum memeluk agama Islam dan masih menentang Nabi Muhammad SAW.
Siapa Abu Jahal?
Abu Jahal memiliki nama asli Abu Jahal bin Hisyam. Orang Quraisy menyebutnya dengan Abul Hakam. Dia termasuk kalangan yang terpandang di kabilah Quraisy. Abu Jahal tergolong ke dalam orang kafir Quraisy yang sangat menentang Nabi Muhammad.
Diketahui pula jika dia sering memusuhi dan menghalangi Nabi Muhammad dalam mendakwahkan agama Islam. Hinaan dan ejekan kerap kali dilontarkan dari mulutnya dan menganggap Nabi Muhammad gila.
Kisah Abu Jahal
Dikisahkan bahwa Abu Jahal pernah membunuh Sumayyah menggunakan tombak yang ditusukan kemaluannya sampai Sumayyah meninggal. Abu Jahal juga pernah mengusulkan pada pengikutnya untuk membunuh Nabi Muhammad.
Hal tersebut disampaikan oleh Abu Jahal dengan meminta setiap kabilah untuk mengirimkan orang yang terkuat dan terbaik. Orang tersebut lah yang akan membunuh Nabi Muhammad.
Abu Jahal juga enggan mengakui bahwa Nabi Muhammad merupakan benar utusan Allah. Karena dia tidak mau Bani Umayyah kalah dan takluk oleh Nabi dari Bani Abdul Manaf. Dia menukar keimanannya dengan duniawi kesukuannya.
Sejumlah riwayat mengatakan bahwa kematian Abu Jahal adalah saat dia menjalani perang Badar. Pada waktu itu, Abu Jahal berhadapan dengan Abdurrahman bin Auf dan di sebelah kirinya terdapat dua pemuda berumur sekitar 16 tahun.
Kedua pemuda itu adalah bernama Muawidz dan Mu’Adz bin Afra. Setelah bertanya pada Abdurrahman bin Auf, mereka berdua kemudian berlomba-lomba menyerang Abu Jahal hingga Abu Jahal jatuh tersungkur.
Sesudah perang usai, Ibnu Mas’ud tengah menyisir lapangan perang dan menemukan bahwa Abu Jahal sudah tergeletak tidak berdaya. Terjadi percakapan singkat di antara mereka dan di sisa-sisa tenaga Abu Jahal akhirnya Ibnu Mas’ud membunuh Abu Jahal.
Abu Jahal dipenggal kepalanya oleh Ibnu Mas’ud. Kemudian Ibnu Mas’ud membawanya menghadap ke arah Nabi Muhammad SAW. Di sinilah berakhirnya kisah Abu Jahal. Hingga akhir hayatnya, Abu Jahal belum beriman kepada Allah SWT.
Bahkan sampai meninggalnya dia, dia masih berada di dalam kekafiran dan menentang Nabi Muhammad. Bahkan dia masih menolak ajaran yang Nabi Muhammad SAW bawa yakni agama Islam.
Seperti itulah penjelasan singkat mengenai kisah Abu Lahab dengan Abu Jahal. Menarik untuk kita simak dan baca. Dari kedua kisah tersebut dapat kita ambil hikmah yakni kelaknatan terhadap Allah SWT tidak akan membuahkan hasil yang baik.