RASIONAL.CO.ID, Jakarta – Ada 3 alasan santri sulit didoktrin paham radikal dan terorisme. Sebab para kiai mendidik mereka untuk mencintai Islam dan Tanah Air.
Namun para santri ini, khususnya dari pondok pesantren Nadhlatul Ulama (NU) ini merupakan mujahidin perang paling potensial. Hanya saja cara mereka berperang lain dari yang lain.
“Mereka jihad lewat ilmiah, melalui mengaji,” kata Rektor Institut Agama Islam Al-Falah As-Sunniyyah (Inaifas) Kencong Jember, Rijal Mumazziq, belum lama ini.
Baca Juga: Kisah Perempuan asal Bali yang Masuk Islam di Tengah Konser Amal NU
Berikut alasan 3 santri sulit didoktrin dengan paham radikal dan terorisme:
1. Kurikulim
Kurikulum yang diterapkan di pesantren menjadi salah satu alasannya. Sebab para santri di ponpes NU dimodali pelajaran dan kajian fiqih siyasah dan fiqih jihad setelah melalui kajian fiqih thaharah, ibadah, muamalah dan munakahat.
2. Cinta Tanah Air
Para santri ini tidak mudah menerima doktrin di luar konteks nasionalis karena mereka diajari untuk cinta tanah airnya. Indonesia menjadi rumah bagi mereka.
3. Koneksi
Koneksi jejaring para ulama yang kuat di NU menjadi salah satu alasan para santri ini sulit terkena doktrin menyimpang. Biasanya para ulama melakukan istikharah dan musyawarah terlebih dahulu sebelum melangkah.
Sumber: NU Online
Discussion about this post